Tsulatsa`, 11 Rabi'ul Awwal 1437 H / 22 Desember 2015 M

Mutiara Nasehat

wahai saudara2 ku mari kita cukupkan syariat islam dengan segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam dengan tidak menambahkan apa-apa yang datang dari selain Rasulullah

Thursday, 11 December 2014

Hakekat Kehidupan Dunia

 Hakekat Kehidupan Dunia
 
Sebuah pertanyaan yang seharusnya kita tanyakan kepada diri kita masing-masing, “Untuk apakah aku diciptakan di Dunia???” Seharusnya pertanyaan ini selalu kita ingat di setiap apa yang kita kerjakan agar kita tidak tersesat, karena orang yang lupa akan tujuan hidupnya adalah orang yang sedang tersesat, selayaknya orang yang tersesat di hutan yang tidak tau jalan pulang.
“Untuk apakah aku diciptakan di Dunia???”
Allah telah menjawabnya dalam Al-Qur’an: “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaku” (QS. Adz-Dzaariaat: 56)
Jadi bagi seorang muslim yang meyakini seluruh isi al-qur’an apapun yang dia lakukan adalah semata-mata karena ibadah kepada Allah. Dia meyakini bahwa dunia ini bukanlah sebuah tujuan, melainkan merupakan wasilah atau perantara untuk menuju kampung akhirat.

Mencari Kebahagiaan



Mencari Kebahagiaan
Tidak diragukan lagi orang-orang yang bekerja banting tulang siang dan malam, orang-orang yang mencari jabatan, atau apapun yang orang-orang lakukan di dunia ini, semuanya demi mencari kebahagiaan. Namun kebanyakan orang tidak mengetahui jalan menuju kebahagiaan yang sesungguhnya. Sesungguhnya kebahagiaan itu milik Allah dan akan Allah berikan kepada orang-orang yang ia kehendaki.
Kebahagiaan itu ada di hati, hati akan merasa bahagia ketika ia mampu menerima keadaan yang sedang dihadapinya, dan islam memberikan solusi agar hati pemeluknya dapat menerima segala keadaan yang sedang menimpanya, karena islam adalah agama yang sempurna dengan syariat-syariatnya yang mengatur segala tindak-tanduk kehidupan kaum muslimin, karena islam diturunkan dari Tuhan pengatur alam semesta, yang mengerti bagaimana membuat hambanya bahagia.
Kebahagiaan identik dengan kenikmatan, orang yang bahagia senantiasa akan merasakan nikmat dalam hidupnya.
Sejatinya seorang muslim setiap harinya meminta kepada Allah agar diberikan kebahagiaan minimal 17 kali setiap hari dalam Shalatnya. Dalam surat Al-Fatihah ayat ke 6-7 “Tunjukilah kami jalan yang lurus, Yaitu jalan orang-orang yang telah engkau beri NIKMAT kepada mereka, bukan jalan mereka yang engkau murkai, bukan pula jalan mereka yang sesat”
Jadi untuk mencari kenikmatan untuk menuju kebahagiaan jalannya Cuma satu, yaitu kembali ke JALAN yang LURUS. Yaitu Jalan yang telah diajarkan kepada kaum muslimin melalui lisan Rasulnya Shallallohu ‘alaihi wasallam.  Allahua’lam…….

Berhati-hati dalam mencari Sahabat



Berhati-hati dalam mencari Sahabat
Ketahuilah bahwa Sahabat yang kita pilih untuk menghabiskan waktu bersama akan berperan dalam menentukan dimana tempat kita di akhirat.
“Sesungguhnya agama seseorang tergantung dari Agama temannya”…
Jangan sampai kita termasuk dari golongan orang-orang yang akan menyesali pertemanan kita kelak. Orang-orang yang berkata: “Dan ingatlah hari ketika itu orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku dulu tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari Alqur’an ketika Al-qur’an itu telah datang kepada ku. Dan adalah Syaitan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan:27-29).
Maka dari itu mari kita cari sahabat-sahabat yang akan selalu mengingatkan kita untuk kembali kepada jalan Allah yang haq. Mari kita habiskan waktu kita bersama orang-orang yang benar-benar mencari ridha Allah subhanahu wata’ala, orang-orang yang menghabiskan waktunya di jalan kebaikan. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “sesungguhnya penduduk surge itu, apabila mereka telah mesuk ke surga dan tidak mendapati teman-temannya yang dahulu bersama mereka dalam kebaikan selama di dunia, maka mereka menanyakan keberadaan teman-temannya tersebut kepada Robb yang maha Perkasa.” Dan mereka berkata: “wahai rabbku, kami dulu memiliki saudara-saudara, mereka shalat bersama kami dan berpuasa bersama kami. Namun kenapa kami tidak melihat mereka?” maka Allah Jalla wa ‘Alaa menjawab: “pergilah ke neraka dan keluarkanlah orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari iman”(assilsilah assahihah: 3054).
Dengan ini Saya berpesan kepada saudara-saudari sekalian sebagaimana pesan Ibnul Qayyim, sekiranya kalian tidak menemukanku di syurga ditengah-tengah kalian kelak, maka janganlah kalian melupakanku, tolong tanyakan kepada Robb kita, katakanlah: bagaimanakah keadaan hambamu si Royandi Setiadi?? Dulu dia mengingatkanku kepadaMu…………
Sembalun