Tsulatsa`, 11 Rabi'ul Awwal 1437 H / 22 Desember 2015 M

Mutiara Nasehat

wahai saudara2 ku mari kita cukupkan syariat islam dengan segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam dengan tidak menambahkan apa-apa yang datang dari selain Rasulullah

Wednesday, 23 December 2015

Analisis Unsur


ANALISIS UNSUR

A.      PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.  Tujuan : a. Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa
                    Organik.
                                    b. Memahami reaksi-reaksi yang digunakan untuk uji kualitatif unsur-   unsur penyusun suatu                                                         senyawa.
2.                     2. Waktu  : Kamis, 11 November 2010. 
                        3. Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Lantai III Fakultas MIPA Universitas Mataram.

B.      LANDASAN TEORI
Hidrogen adalah unsur yang ditemukan Henry Cavendigh (1731-1810) dan merupakan unsur yang  memiliki atom paling kecil dan ringan. Unsur ini paling banyak yang terdapat di alam ini. Ada beberapa cara dalam penentuan adanya unsur hidrogen yaitu dengan percobaan penfield dan pemijaran dengan aio. Prins percobaan penfield yaitu senyawa yang mengandung C apabila dipanaskan dengan PbCrO4 yang pada pemanasan lenih lanjut akan jadi PbO + CO2. CO2 yang keluar dapat ditunjukan dengan adanya Ba(CO3)2 yang berwarna putih( Keenan, 2005 : 53).
Hidrogen mempunyai densitas atau rapatan paling rendah, berseyawa dengan hampir setiapunsur yang reaktif membentuk senyawa hibrida unsur karbon mempunyai sanagat banyak senyawa organik,  dan dewasa ini berkembang pula senyawa arganometalik dengan atom karbon terikat secara koordinasi pada ion logam. Disamping itu di kenal juga secara tradisi dalam senyawa organik golongan halogen ( golongan 7A) yaitu F, Cl, Br, I, dan At adalah kelompok unsur-unsur yang sangat kontras terhadap golongan alkali ( golongan IA) ( Sugiarto. 2001: 193).
Karbon adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur nonlogam, dan merupaka unsur penyusun senyawa-senyawa organik. Karbon di alam terdapat dalam bentuk intan, grafit, minyak bumi, gas CO2 dan sebagian besar zat terutama yang berasal dari hewan, tumbuhan, dan manusia (misalnya karbohidrat, protein, lemak,dll). Sebuah atom karbon dapat berikatan dengan sesama unsur karbon yang membentuk ikatan rantai karbon. Senyawa-senyawa yang terdiri dari atom karbon dikenal dengan sebutan senyawa organik( Sunardi, 2006 : 257).
Percobaan beilstein merupakan percobaan pendahuluan terhadap halogen. Percobaan ini berdasarkan sifat beberapa senyawa yang dengan pemijaran dengan oksida tembaga membentuk senyawa tembaga yang menguap dan berwarna. Di bumi karbon yang terdapat baik  dalam unsur bebas maupun senyawa.. batubara dan intan adalah contoh karbon sebagai unsur bebas. Batubara bila dipanaskan tanpa udara akan menjadi karbon murni kokra (orang batu),karena unsur yang lain menguap. Kayu akar menghasilkan arang jika dibakar, yaitu orafit yang berstruktur terbuka sehingga permikaannya sangat luas( Sugiarto, 2001 : 205).
Kajian penetuan unsur dalam sampel sendimen taksi chini menggunakan tehnik pendaflour sinar X telah dapat mengenal 12 unsur. Unsur-unsur tersebut adalah As, Ba, Co, Cr, Ni, Pb, Rb, Sr, V, Zn, dan Zr. Semua unsur unsur ini kerapatan yang berbeda do setiap lokasi kajian yaitu As (11-50 ppm), Ba (553-944 ppm), Co (8-46 ppm), Cu ( 11-68 ppm), Ni (67-193), Pb (37-156 ppm), Rb (105-149 ppm), Sr (18-127 ppm), V (92-156 ppm), Zn ( 147-1679 ppm), dan Zr ( 190-290 ppm) (Arman, dkk, 2008 : 171).
Telah dilakukan analisis unsur pengotor Fe, Cr, dan Ni dalam larutan uranil nitrat hasil proses olah ulang gagalan elemen bakar nuklir reaktor riset. Analisis dilakukan terhadap uranil nitrat hasil stripping atau reekstrasi dan uranil nittrat hasil proses evaporasi atau pemakatan. Unsur-unsur pengotor yang terdapat dalam larutan UN dengan metode SSA memenuhi spesifikasi SSA yang disyaratkan, untuk unsur Fe, Cr, dan Ni maksimum 100 ppm (Haryati,Boybul, 2009: 565-570).

Sunday, 20 December 2015

Flammulaster granulosus

Flammulaster granulosus


Klasifikasi:
Kingdom: Fungi
Kelas: Basidiomycota
Ordo: Agaricales
Famili: Cortinareaceae
Genus: Flammulaster
Spesies: Flammulaster granulosus

Deskripsi:
Tudung berbentuk convex, diameter 2,1 cm, permukaan kasar dan berbintik, berwarna cokelat pudar. Bentuk perlekatan lamella adnate, tidak tersusun rapat, berwarna cokelat tua. Stipe equal dengan permukaan yang kasar, diameter 0,2cm dengan panjang 2,8 cm, berwarna cokelat tua, tidak memiliki annulus ataupun volva. Flammulaster granulosus hidup berkoloni pada tumpukan serasah. Spora berbentuk seperti biji mentimun (fusiform) dengan ukuran 2,29-2,91µm × 5,09-5,42µm, berwarna orange.

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT


PEMISAHA DAN PEMURNIAN ZAT PADAT

A.     PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.      Tujuan                       : - Melakukan rekristalisasi dengan baik.
                                                  - Melakukan pelarutan yang sesuai untuk rekristalisasi.
                                                  - Menjernihkan dan menghilang warna larutan.
                                                  - Memisahkan dan memurnikan campuran rekristalisasi.
     2.    Waktu                     : Kamis, 4 november 2010.
     3.    Tempat                    : Laboratorium Kimia Dasar Lantai II & III Fakultas MIPA
                                              Universitas Mataram.
B.     LANDASAN TEORI
Kristalisasi yaitu cara pemisahan campuran untuk memperoleh zat padat yang lain, dalam cairan. Ada 2 cara kristalisasi yaitu pertama dengan cara penguapan yaitu dengan menggunakan cairan melalui pemanasan dan yang kedua dengan cara pendinginan yaitu dengan mendinginkan  pemisahan dengan kristalisasi  didasarkan pada perbedaan titk beku komponene. Komponen itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang alinnya cair pada  suhun kamar, contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan, air garam bila dipanaskan perlahan dalm bejana terbuka, maka air akan menguap sedikit demi sedikit. Pemisahan akan dihentikan saat larutan tepat jenuh. Jika di bbiarkan akhirnya akan terbentuk kristal garam secara perlahan setelah pengkristalan sempurna, garam dapat dipisahkan dengan menyaring ( Yazid, 2005 : 226).
Zat padat dapat dimurnikan dengan memanfaaatkan beda kelarytan pada tempearatur yang berlainan. Umtuk kebanyakan zat bial larutan jenuh panas didinginkan, kelebihan zat padat akan mengkristalisasi. Proses itu dapat dipermudah dengan membibit larutan itu dengan beberapa kristal halus zat padat murni. Prsoses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalisasinya kembali dikenal sebagai pengkristalan ulang atau rekristalisasi. Metode ini sering digunakan sebagai cara yang effektif untuk membuang pengotor dalam jumlah yang kecil dari dalam zat padat, karena pengotor ini sering tertinggal didalam larutan. Kecuali jika polaritas, bnetuk dan ukuran kristal pengotor itu mirip dengan polaritas, bentuk dan ukuran kristal dari zat padat yang sedang direkristalisasikan, sangat sedikit pengotor yang ungkintergabung ke dalam kristal, suatu hal yang terutama kan terjadi bila pertumbuhan kristal perlahan-lahan (Keenan,2006: 372-373).
Perubahan dari cair menjadi padat disebut pembekuan dan proses kebalikannnya disebut pelelehan atau peleburan. Titik leleh (melting point) suatu padatan atau titik beku suatu cairan adalah suhu padat saat fasa padat dan cair berada dalam kesetimbangan titik leleh normal (titik beku normal) suatu zat adalah titik leleh ( titik beku) yang diukur dalam tekanan 1 atm. Energi ( biasanya dalam kilojoule) yang dibutuhkan untuk melelehkan 1 mol padata disebut kalor peleburan molar. Ketika cairan menguap, molekul-molekulnya terpisah jauh satu sama lain dan membutuhkan energi lebih banyak untuk mengatasi gaya tarik-menarik. Proses ini dimana molekul-molekul langsung berubah dari fasa padat menjadi fasa uap disebut penyublinan (sublimation), dan proses kebalikannya disebut penghabluran ideposition. Naftalen (zat yang dibuat untuk membuat kamper) mempunyai tekanan uap yang cukup tinggi untuk suatu padatan,jadi uapaya yang cepat menyebar dalam ruangan tertutup secara umum, karena molekul-molekul terikat kuat dalam padatan, tekanan uap dalam padatan jauh lebih kecil daripada tekanan uap cairannya (Chang, 2004 : 16-17).
Teknolgi muktahir yang digunakan pada industri klor alkali untuk menghasilkan produk-produk  tertentu adalah elektrolisa larutan garam (brine). Teknologi ini dugunkan karena harga bahan baku garam lebih murah, kemurnian produk lebih tinggi, tekanan dan temperatur  opersinya rendah. Proses eletrolisa larutan garam umumnya menggunakan sel membran karena,  dibandigkan dengan  sel diagfragma dan sel merkuri, sel membran dapat menghasilkan produk elektrolisa dengan kemurnian yang lebih tinggi. Oleh karena itu diperlukan proses larutan garam dari impuritisnya sebelum diumpankan ke elektrolyzer ( Bahruddin,dkk . 2003 : 2).
Memisahkan eugenol dari minyak cengkeh dengan menggunkan destilasi fraksinasi, dimana eugenol diperoleh dari residu hasil farksinasi minyak cengkeh. Hasil fraksinasi tersebut dianalisi kandungan eugenolnya untuk menentukan rendemen operasi distilasi fraksinasi serta sifat-sifat fisika-kimia eugenol yang dihasilkan ( Siti nurhasanah. 2004 :3).

C.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
-          Filter flask 250 ml 1 buah
-          Pipet volum 25 ml 1 buah
-          Pipet gondok 1 buah
-          Gelas kimia 100 ml 1 buah
-          Gelas erlenmeyer 250 ml 1 buah
-          Gelas kimia 250 ml 2 buah
-          Spatula 2 buah
-          Pipet tetes
-          Corong 1 buah
-          Cawan penguap 1 buah
-          Timbangan analitik
-          Set alat sublimasi
-          Sarung tangan
-          Kain lap
2.      Bahan
-          Asam benzoat kotor
-          Metanol
-          Aquades
-          Naftalen kotor
-          Norit es batu tissue

Lombok Island Mushroom

Coprinus plicatilis

Deskripsi:
Coprinus plicatilis memilki tubuh buah yang rapuh dan mudah rusak. Tudung berwarna putih keabuan, berbentuk cembung melebar (broadly convex), sangat tipis sehingga sangat mudah rusak, permukaan tudung radially fibrillose, tepi tudung umbilicate (pucuk cekung), diameter tudung 2,5 cm. Bentuk perlekatan lamella free, berwarna abu-abu, tersusun rapat, bentuk lamella teratur, tepi lamella halus (even). Stipe mudah patah, diameter 0,25 cm, dan tinggi 5,9 cm, berwarna kuning pudar, tidak memiliki cincin ataupun bulb. Hidup soliter pada ranting-ranting semak. Spora berbentuk spherical dengan kedua ujung meruncing, berwarna cokelat gelap, dengan ukuran 8,3 - 9,58µm × 7,71 - 9,4µm.

UJI KELARUTAN


UJI KELARUTAN
A.     PELAKSANAA PRAKTIKUM
1.      Tujuan       :  a. Mengetahui kelarutan zat organik dalam beberapa pelarut.
                            b. Menentukan golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya.
  2.     Waktu     : Kamis,   Oktober 2010.
  3.     Tempat    : Labotaorium Kimia Dasar Lantai III Fakultas MIPA
                                 Universitas Mataram.

B.     LANDASAN TEORI
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut zat pelarut. Kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maximum yang terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu. Dalam konteks kualitatif, ada zat-zat yang dapat larut, sedikit larut atau tidak larut. Zat yang dikatakan tidak larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air, jika tidak zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama( Chang, 2004 : 345).
Latinen mengusulkan empat jenis pelarut, pelarut emiprotik mempunyai baik sifat asam maupun basa seperti halnya air. Mereka mengalami otoprotolisis dan derajat sampai dimana reaksi titrasi berlangsung sempurna yang merupakan fungsi dari reaksi ini.  Sebagina, seperti etanol dan mettanol memlki sifat asam –basa yang mirip dengan air dan bersama dengan air disebut pelarut netral. Lainnya disebut pelarut asam, seperti asam asetat, asam format, dan asam sulfat adalh asam basa yang jauh lebih llemah daripada air. Pelarut basa seperti amonia cair dan etildiamina mem[unyai yang lebih besar dan keasaman yang jauh ebih kecil daripada keasaman daripada air (Underwood, 2004 : 15-16).
Eter adalah senyawa yang tak berwarna dengan bau enak yang khas. Tiitik didihnya rendah dibandingkan dengan etanol, dengan jumlah atom karbon sama, dan dinyatakan mempunyai titik didih sama dengan hidrokarbon. Eter dengan bobot molekul rendah seperti dietil eter benar-benar larut dalam air. Kelarutan dietil eter dalam air adalah 7 gram per 100 ml air, makin tinggi jumlah atom karbon suatu eter,  kelarutannnya dalam air makin rendah(Hart, 2003 : 271).
Asam benzoat dapat didegradasi dengan cara fotokatalik. Degradasi dilakukan dengan cara menyinari larutan asam benzoat dengan sinar UV didalam kolom gas yang di dinding bagian dalamnya dilapisi dengan katalis . Dalam percobaan ini aju alir asam bezoat dengan wakti irridasi dibuat bervariasi.  Degradasi asam benzoat dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi asam benzoa dan waktu irridasi seblum dan sesudah irridasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa asam benzoat mengalami degradasi  60,70% pada laju air 60 ml/ menit dan waktu irridasi selama tujuh jan( Darwin Yunus N, 2005 : 34).
Naftalen adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalen memilki kemiripan sifat yang memungkinkan zat aditif bensin untuk menigatkan nilai oktan.  Sfat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin. Pengunaan naftalen sebagai aditif memang belum terkenalkarena msih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini memang belum diketahui akibat buruk penggunaan aftalen terhadap lingkungan dan kesehatan, namun ia relatf aman digunakan( Djainudin dan Widjoeseno, 2003: 27).


C.     ALAT  DAN BAHAN
1.      Alat
-          Tabung reaksi
-          Pipet tetes
-          Rak tabung reaksi
-          Bulb
-          Penjepit tabung
-          Pipet volum
2.      Bahan
-          Aquades
-          NaOH 5%
-          NaHCO3 5%
-          Dietil eter
-          HCl 5 %
-          H2SO4 pekat
-          Kertas lakmus
-          Asetaldehid
-          Butanol
-          Asam benzoat
-          Naftalen
-          Anilin

D.     
SKEMA KERJA



Thursday, 17 December 2015

Lombok Island Mushroom

Coprinus disseminatus
Klasifikasi:
Kingdom : Fungi
Filum       : Basidiomycota
Ordo        : Agaricales
Famili      : Coprinaceae
Genus     : Coprinus
Spesies  : Coprinus disseminatusLokasi    :
Bukit Pergasingan, Hutan Lemor.







Deskripsi:
permukaan tudung bergaris radial (radially fibrillose). Bentuk lamella teratur dengan tipe perlekatan adnexed berwarna cokelat pudar dan tersusun tidak terlalu rapat. Tudung dan stipe rapuh dan mudah rusak, stipe berwarna putih berdiameter 0,1 cm dan panjang 4,5 cm. Spesies ini hidup secara berkelompok pada sisa batang kayu yang sudah rapuh. Spora berwarna merah bata, berukuran 6,18 µm × 4,29 µm, berbentuk ovoid atau seperti biji semangka.

Tuesday, 15 December 2015

Lombok Island Mushroom


 Klasifikasi:

Kingdom: Fungi
Ordo       : Boletales
Famili     : Paxillaceae
Genus     : Gyrodon
Spesies : Gyrodon merulioides
Lokasi :
Bukit Pergasingan Lombok timur





Deskripsi:

Tubuh buah Gyrodon merulioides memiliki daging yang tebal, kenyal dan tidak mudah rusak. Tubuh buah tersusun atas lamella yang memiliki banyak sekat sehingga terlihat seperti poripori, berwarna kuning. Bentuk tudung depressed, berwarna cokelat, permukaan halus, tebal, dan tepi tudung rata, diameter 6,45 cm. Stipe excentric, berwarna cokelat tua, ukuran pangkal lebih kecil dibandingkan dengan ujung, diameter 0,6 cm. Hidup berkelompok pada pangkal batang kayu yang masih hidup. Spora berukuran 3,1 - 5,13 µm × 5,49 - 8,42µm, berbentuk naviculate tetapi tidak memiliki ujung yang runcing, berwarna kuning dengan bagian tengah berwarna kehijauan.



Monday, 14 December 2015

Lombok Island Mushroom


Hygrocybe coccinea.


Klasifikasi:
Kingdom: Fungi
Ordo       : Agaricales
Famili     : Tricholomataceae
Genus    : Hygrocybe
Spesies : Hygrocybe coccinea

deskripsi:
Tubuh buah Hygrocybe coccinea berukuran sangat kecil secara keseluruhan berwarna merah yang sangat mencolok. Terdiri dari tudung berwarna merah berbentuk small parabolic (setengah lingkaran), permukaan halus, tepi tidak rata, rapuh, tipis dan berdiameter 0,75 cm. Tipe perlekatan lamella emarginate tersusun tidak rapat (renggang), berwarna putih kemerahan. Stipe equal, berwarna merah dengan panjang 1,96 cm dan diameter 0,2 cm. Tidak memiliki annulus ataupun volva. Hidup soliter pada permukaan tanah yang agak basah.