UJI KELARUTAN
A.
PELAKSANAA PRAKTIKUM
1. Tujuan :
a. Mengetahui kelarutan zat organik dalam beberapa pelarut.
b. Menentukan
golongan suatu zat organik berdasarkan kelarutannya.
2. Waktu : Kamis, Oktober 2010.
3. Tempat : Labotaorium Kimia Dasar Lantai III Fakultas
MIPA
Universitas
Mataram.
B.
LANDASAN TEORI
Larutan
adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih
sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut
zat pelarut. Kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maximum yang terlarut
yang akan larut dalam sejumlah tertentu. Dalam konteks kualitatif, ada zat-zat
yang dapat larut, sedikit larut atau tidak larut. Zat yang dikatakan tidak
larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air, jika tidak
zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua
senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama(
Chang, 2004 : 345).
Latinen
mengusulkan empat jenis pelarut, pelarut emiprotik mempunyai baik sifat asam
maupun basa seperti halnya air. Mereka mengalami otoprotolisis dan derajat
sampai dimana reaksi titrasi berlangsung sempurna yang merupakan fungsi dari
reaksi ini. Sebagina, seperti etanol dan
mettanol memlki sifat asam –basa yang mirip dengan air dan bersama dengan air
disebut pelarut netral. Lainnya disebut pelarut asam, seperti asam asetat, asam
format, dan asam sulfat adalh asam basa yang jauh lebih llemah daripada air.
Pelarut basa seperti amonia cair dan etildiamina mem[unyai yang lebih besar dan
keasaman yang jauh ebih kecil daripada keasaman daripada air (Underwood, 2004 :
15-16).
Eter
adalah senyawa yang tak berwarna dengan bau enak yang khas. Tiitik didihnya
rendah dibandingkan dengan etanol, dengan jumlah atom karbon sama, dan dinyatakan
mempunyai titik didih sama dengan hidrokarbon. Eter dengan bobot molekul rendah
seperti dietil eter benar-benar larut dalam air. Kelarutan dietil eter dalam
air adalah 7 gram per 100 ml air, makin tinggi jumlah atom karbon suatu
eter, kelarutannnya dalam air makin
rendah(Hart, 2003 : 271).
Asam
benzoat dapat didegradasi dengan cara fotokatalik. Degradasi dilakukan dengan
cara menyinari larutan asam benzoat dengan sinar UV didalam kolom gas yang di
dinding bagian dalamnya dilapisi dengan katalis
.
Dalam percobaan ini aju alir asam bezoat dengan wakti irridasi dibuat
bervariasi. Degradasi asam benzoat
dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi asam benzoa dan waktu irridasi
seblum dan sesudah irridasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa asam benzoat
mengalami degradasi 60,70% pada laju air
60 ml/ menit dan waktu irridasi selama tujuh jan( Darwin Yunus N, 2005 : 34).
Naftalen
adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik, tetapi tidak
termasuk polisiklik. Naftalen memilki kemiripan sifat yang memungkinkan zat
aditif bensin untuk menigatkan nilai oktan.
Sfat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran yang baik, mudah
menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin.
Pengunaan naftalen sebagai aditif memang belum terkenalkarena msih dalam tahap
penelitian. Sampai saat ini memang belum diketahui akibat buruk penggunaan
aftalen terhadap lingkungan dan kesehatan, namun ia relatf aman digunakan(
Djainudin dan Widjoeseno, 2003: 27).
C.
ALAT DAN
BAHAN
1. Alat
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Rak tabung reaksi
-
Bulb
-
Penjepit tabung
-
Pipet volum
2. Bahan
-
Aquades
-
NaOH 5%
-
NaHCO3 5%
-
Dietil eter
-
HCl 5 %
-
H2SO4 pekat
-
Kertas lakmus
-
Asetaldehid
-
Butanol
-
Asam benzoat
-
Naftalen
-
Anilin
D. SKEMA KERJA
A.
HASIL PENGAMATAN
Sampel
|
Kelarutan
dalam
|
Kelas
kelarutan
|
||||||
air
|
eter
|
NaOH
|
NaHCO₃
|
HCl
|
H₂SO₄
|
H₃PO₄
|
||
Asetaldehida
|
√
|
√
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
S₁
|
Butanol
|
×
|
−
|
×
|
−
|
×
|
×
|
−
|
I
|
Asam benzoat
|
×
|
−
|
√
|
√
|
−
|
−
|
−
|
A₁
|
Naftalena
|
×
|
−
|
×
|
−
|
×
|
×
|
−
|
I
|
Anilin
|
×
|
−
|
×
|
−
|
√
|
−
|
−
|
B
|
(Seharusnya
Begini)
Sampel
|
Kelarutan
dalam
|
Kelas
kelarutan
|
||||||
air
|
eter
|
NaOH
|
NaHCO₃
|
HCl
|
H₂SO₄
|
H₃PO₄
|
||
Asetaldehida
|
√
|
√
|
−
|
−
|
−
|
−
|
−
|
S₁
|
Butanol
|
×
|
−
|
×
|
−
|
×
|
√
|
×
|
N₂
|
Asam benzoat
|
×
|
−
|
√
|
√
|
−
|
−
|
−
|
A₁
|
Naftalena
|
×
|
−
|
×
|
−
|
×
|
×
|
×
|
I
|
Anilin
|
×
|
−
|
×
|
−
|
×
|
√
|
√
|
N₁
|
Keterangan :
(√) Larut
(×) Tidak Larut
(−) Tidak Dilakukan
Kelas Kelarutan
|
Golongan Senyawa Organik
|
S₂
|
Garam dari asam organik (RCO₂Na, RSO₃Na) ; amina
hidroklorida (RNH₃Cl) ; asam amino (R–CH–CO₂⁻) ; karbohidrat (gula) ; polyhydroxy compounds
dsb. NH₃⁺
|
SA
|
Asam karbosiklik
monofungsional dengan 5 karbon atau dibawahnya, asam-asam arilsulfonik.
|
SB
|
Amina monofungsional
dengan 6 karbon atau dibawahnya (turunannya).
|
S₁
|
Alkohol monofungsional,
aldehida, keton, ester, nitril, dan amida dengan 5 karbon (contoh :
Asetaldehida).
|
A₁
|
Asam organik kuat, asam
karbosiklik dengan lebih dari 6 karbon, Phenol dengan susunan letak gugusnya
pada orto dan para (contoh : Asam Benzoat).
|
A₂
|
Asam organik lemah,
phenol, enol, oxim, imidies, sulfoamida, tiofenol, semua yang memiliki karbon
lebih dari 5.
|
B
|
Amina alifatik dengan 8
atau lebih karbon penyusunnya, anilin (hanya untuk satu fenol yang berikatan
dengan nitrogen) ; beberapa eter.
|
MN
|
Bermacam-macam senyawa
netral yang memiliki gugus nitrogen atau sulfur dan memiliki lebih dari 5
atom karbon.
|
N
|
Alkohol, aldehida, keton,
ester, dengan satu fungsional group dan terdiri dari 5 atom karbon lebih yang
kurang dari 9, eter, epoxides, alkena, alkil, beberapa senyawa aromatis.
|
I
|
Hidrokarbon jenuh,
haloalkana, arilhalida, senyawa aromatik lain yang tidak reaktif, diaril eter
(contoh : Naftalena).
|
B.
ANALISIS DATA
Ø Asetaldehida :
b) Asetaldehida +
Dietil Eter :
Ø Butanol :
Butanol tidak dapat
bereaksi dengan air, NaOH, HCl, H₂SO₄. Reaksi yang seharusnya adalah :
Ø Asam Benzoat :
Ø Naftalena :
Naftalena tidak dapat
bereaksi dengan air, NaOH, HCl, H₂SO₄.
Ø Anilin :
Reaksi yang seharusnya adalah :
2) Anilin + H₂SO₄ :
G.
PEMBAHASAN
Campuran zat-zat homogen disebut
larutan, yang memiliki komposisi merata atau serba sama seluruh bagian
volmenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau lebih dari satu
pelarut. Zat terlarut merupakan komponen
yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah
banyak. Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam
jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan
suatu zat bergatung sifat zat itu, molekul pelarut, temperatur, dan
tekanan(Hiskia ahmad, 2001 : 23).
Pada percobaan uji larutan yang bertujuan
untuk mengetahui kelarutan zat organik dalam beberapa pelarut dan golongan
suatu zat organik berdasarkan kelarutannya. Ada beberapa zat organik yang akan
kkita uji diantaranya asetaldehid, butanol, anilin, asam benzoat, dan naftalen.
Semua zat organik tersebut di uji dengan air, dimana air didini bertindak
sebagai penentu kepolaran suatu senyawa/ zat organik yang diuji.
Percobaan uji kelarutan ini terdiri
dari lima percobaan yang pengujian kelarutan asetaldehid, pengujian kelarutan
butanol, pengujian kearutan asam benzoat, pengujian kelarutan anilin, dan
terakhir pegujian kelarutan naftalen.
Pada percobaann pertama kita menguji
kelarutan asetaldehid, dimana pada pengujian asetaldehid ini ditambahkan dengan
air ternyata asetaldehid larut dalam air ini disebabkan oleh interaksi antar
molekul yang berikatan dengan kepolaran gugus karbonil mengakibatkan titik
didih asetaldehid lebih daripada titik didih hidrokarbon berbobot molekul
sebanding. Asetaldehid merupakan senyawa
yang mudah menguap dan mempunyai bobot
molekul rendah dan larut benar dalam air, sehingga asetaldehid dapat larut
dalam air. Oleh karena asetaldehid larut dalam air maka kta akan melanjutkan
pengujiannya dengan penambahan eter pada larutan asetaldehid, eter biasanya
tidak bereaksi dengan asam encer, karena eter memiliki titik didih lebih rendah
dibandingkan dengan titik didih alkohol walaupun jumlah atom karbonnya sama.
Karena kelarutan eter didalam campuran lebih tinggi daripada kelarutan
asetaldehid, sehingga asetaldehid dapat larut dalam eter. Dari pengujian dengan
kertas lakmus merak tidak terjadi perubahan warna dan indikator universalnya
dalah Ph 4, dari beberpa pengujian di atas maka asetaldehid digolongkan kedalam
golongan S1(Fesseden JR, 2010 : 425).
Butanol tidak dapat larut dalam air
karena butanol bersifat tidak suka dengan air, ini dsebabkan karena asam
benzoat mengandung gugus -OH dengan
sendiri dapat membentuk ikatan idrogen dengan air, karena dengan adanya ikatan
hidroogen, maka asam benzoat tidak dapat larut dalam air. Asam benzoat hanya
dapat laruut dalam basa seperti NaOH sehingga asam benzoat dimasukan atau
diklasifikasikan dalam golongan A2( Fesseden, JR, 2010). Butano
merupakan gugus homolog pertama yang tidak larut dalam air (hanya larut sedikit
dalam air), karena semakin panjang hidrokarbonnya maka kelarutannya dalam air semakin rendah
seperti yang diketahui perbedaan butanol dengan alkohol, alkohol dengan 1
sampai 3 karbon sehingga larut sempurna dalam air sedangkan butanol dengan 4
atom carbon hanya larut sedikit dalam air. Butanol masuk golongan N1 karena
dapat larut dalam H2so4 dan H3PO4
karena butanol dapat mudah larut dalam asam.
percobaan selanjutnya adalah tentang
pengujian anilin. Anilin tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam asam
sulfat, seperti yang kita tahu bahwa anilin tidak dapat larut dalam air dan
basa kuat, tetapi anili larut dalam asam kuat. Anilin mempunyai pH < 7
sehingga bersifat asam, yang seharusnya bersifat basa, anilin merupakan contoh
dari basa lemah dan basa aromatik sehingga anilin juga termasuk dalam senyawa
aromatik. Karena hanya dapat larut dalam asam kuat maka anili termasuk golongan
N.
Percobaan terakhir tentang pengujian
kelarutan naftalen. Naftalen merupakan senyawa murni pertama yang diperoleh
dari fraksi titik didih lebih tinggi dari tar batubara. Naftallen mudah
diisolaso karena senyawa ini menyublim dari tar menjadi padatan kristal tidak
berwarna yang indah, denag titik leleh 80 oC. naftalen merupak
senyawa polisiklik dengan dua cincin benzena yang bergabung. Telah kita ketahui
bahwa benzena dan turunannya tidak dapat larut dalam air, hal ini yang
menyebabkan naftalen yang merupakan turunan dari benzena tidak dapat lariut
dalam air karena bersifat non polar atau tidak dapat larut dalam pelarut.
H.
KESIMPULAN
- larutan adalah campuran yang homogen
dari dua zat atau lebih zat, diman jumlah pelarut lebih
banyak
daripada zat terlarut.
- air merupakan pelarut yang
sagat efektif untuk menentukan kepolaran suatu senyawa.
- asetaldehid hanya dapat larut
dalam air dan eter karena asetaldehid bersifat polar.
- butanol, anili, asam benzoat,
dan naftalen tidak dapat larut dalam air karean bersifat non-polar.
- anili dan butanol hanya dapat
larut dalam asam kuat, sedangkan asam benzoat hanya dapat larut dalam asam
kuat.
- berdasarkan kelarutan
senyawa-senyawa organik didalam air, eter, NaOH, dan H2SO4, maka
asetaldehid termasuk golongan S1, butanol termasuk golonga N1,
asam benzoat digolongkan dalam golongan A2, dan anilin termasuk
dalam golongan N.
No comments:
Post a Comment