ACARA III
ASAM-ASAM AMINO DAN
PROTEIN
- PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1.
Tujuan :
ü Mempelajari sifat-sifat reaksi asam amino.
ü Melakukan identifikasi asam amino dan protein.
ü Menentukan senyawa-senyawa asam amino secara kualitatif
maupun dengan kuantitatif.
2.
Waktu :
Rabu, 30 November 2011
3.
Tempat :
Laboratorium Kimia Dasar,
Lantai III, Fakultas
MIPA Universitas Mataram.
- LANDASAN
TEORI
Protein (proses
yang berarti “paling utama”) adalah senyawa organic kompleks yang mempunyai
bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptide. Peptide dan protein
merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari
gugus amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari
6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida. Protein banyak tergantung di
dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Secara umum, sumber dari
protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat penting bagi
kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel
tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh (Jalip, 2008: 17).
Protein merupakan
zat gizi yang sangat penting karena yang paling erat hubungannya dengan
proses-proses kehidupan, didalam sel, protein terdapat sebagai protein
structural maupun protein metabolic. Protein metabolic ikut serta dalam
reaksi-reaksi biokimia dan mengalami perubahan bahkan mungkin sintesa protein
baru. Penentuan protein dalam makanan sebaiknya mengenai kuantitas maupun kualitasnya. Kuantitas
protein ditentukan melalui penentuan nitrogen total dalam metoda distruksi
(Soediaoetama, 2004 : 53).
Protein merupakan
suatu polipeptida dengan berat molekul yang sangat bervariasi dari 5000 sampai
lebih dari satu juta karena molekul protein yang besar. Protein sangat mudah
mengalami perubahan fisis dan aktifitas biologisnya. Banyak agensia yang
menyebabkan perubahan sifat fisis alamiah dari protein seperti panas, asam,
basa, solven organic, garam, logam berat, radiasi sinar radio aktif
(Sudarmadji, 1996: 18).
Protein merupakan molekul penyusun tubuh yang
terbesar setelah air. Hal ini mengindikasikan pentingnya protein dalam menopang
seluruh proses kehidupan dalam tubuh. Dalam kenyataannya memang kode genetic
yang tersimpan dalam rantai DNA digunakan untuk membuat protein. Protein
berfungsi sebagai penyimpan dan penghantar seperti hemoglobin yang merupakan warna
merah pada sel darah merah kita bertugas mengikat oksigen dan membawanya
kebagian tubuh yang memerlukan (Budi, 2000).
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi
dengan larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda didalam air, asam dan
basa: ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua protein tidak
larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein
dipanaskan atau ditambahkan etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi).
Hal ini disebabkan etanol manarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul
protein. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptide yang terbentuk pada
pemanasan dua molekul urea. Ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam
suasana basa Akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang
menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi
ini positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih, tetapi negative untuk
asam amino bebas atau dipeptide. Semua asam amino atau peptide yang mengandung
asam α-amino bebas Akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks
berwarna biru ungu. Namun protein dan hidroksi protein menghasilkan senyawa
berwarna kuning (Robinson, 1995: 76).
silahkan didownload selengkapnya
No comments:
Post a Comment