Tsulatsa`, 11 Rabi'ul Awwal 1437 H / 22 Desember 2015 M

Mutiara Nasehat

wahai saudara2 ku mari kita cukupkan syariat islam dengan segala apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam dengan tidak menambahkan apa-apa yang datang dari selain Rasulullah

Thursday, 22 October 2015

PENETAPAN AMILASE (WOHLGEMUTH)


PENETAPAN AMILASE (WOHLGEMUTH)


A.    PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1.      Tujuan Praktikum       :
§  Untuk menetukan kadar amilase (distase) dalam urine (air seni).
2.      Waktu Praktikum         :
§  Sabtu, 28 April 2012
3.      Tempat Praktikum       :
§  Laboratorium kimia dasar, lantai III, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

B.     LANDASAN TEORI
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme, garam terlarut dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan intestinal. Komposisis urin akan berubah sepanjang proses reabsorbsi ketika molekul yang penting bagi tubuh diserap kembali dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berpotensi racun akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urine merupakan hasil filtrasi darah oleh glomelorus ginjal. Tujuannya adalah membersihkan darah dari sisa-sisa metabolisme dan mengatur jumlah air dan metabolisme dan elektrolit tubuh. Fungsi ini disebut sebagai fungsi homeostatik tubuh oleh ginjal yang dijalankan oleh glomelorus dan tubuli (Hartono, 2006:140).
Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan, mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri (basoeki, 2000: 144).

Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel, bekerja dengan urut-urutan yang teratur, enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan molekul nutrien, reaksi yamg menyimpan dan mengubah energi kimiawi, dan yang membuat makromolekul sel dari prekusor sederhana. Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar biasa, biasanya jauh lebih besar dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim amat tinggi terhadap substratnya, enzim mempercepat reaksi kimiawi spesifik tanpa pembentukan produk samping, dan molekul ini berfungsi di dalam larutan encer pada keadaan suhu dan pH normal. Hanya sedikit katalisator non-biologi yang dilengkapi dengan sifat-sifat ini (Lehninger, 2009: 235).
Sebagian besar enzim manusia memiliki sushu optimum sekitar 37oC. Peningkatan suhu dari 0oC menjadi 37oC meningkatkan kecepatan reaksi karena meningkatkan energi getran substrat. Aktivitas maksimum untuk sebagian besar enzim manusia berlangsung dekat suhu 37oC karena pada suhu yang lebih tinggi terjadi denaturasi (hilangnya struktur sekunder dan tersier) (Marks, dkk, 2000: 112).
Enzim amylase merupakan enzim hidrolase yang berperan pada reaksi hidrolisis suatu substrat. Enzim amilase dapat memecah ikatan-ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa. Ada tiga macam enzim amilase, yaitu α amilase, β Amliase, γ amilase. α amilase  terdapat dalam saliva (ludah) dan pankreas. Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilum dan disebut endo amilase, sebab enzim ini memecah bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum. Amilase yang terdapat dalam cairan pankreas ini berfungsi sebagai katalis dalam proses hidrolisis amilum, dekstrin dan glikogen menjadi maltosa. Enzim yang mempunyai pH optimum 6,9 dapat bekerja pada pH 6,5 sampai 7,2 dan sebagai aktivator diperlukan ion Cl-. Hidrolisis amilum, dekstrin atau glikogen dalam usus ini dapat berjalan dengan cepat sebab maltosa yang dihasilkan segera dihidrolisis lebih lanjut oleh enzim maltase yang terdapat dalam cairan usus (Poedjiadi, 2007: 155).

Silahkan download laporan lengkap sampai daftar pustaka (pdf)
size      : 231 kb
Download


style

No comments:

Post a Comment